Diberdayakan oleh Blogger.

Bank Dunia: Sampah Perkotaan Dapat Sebabkan Krisis Global

Bagikan ke Teman! :




Oleh
 Yahoo! News | AFP
Bank Dunia memperingatkan, produksi sampah perkotaan di dunia yang begitu cepat akan berdampak besar terhadap keuangan dan lingkungan dunia. Spesialis perkotaan mengatakan, tumpukan sampah dari penduduk kota, akan menimbulkan ongkos yang sangat tinggi di negara-negara miskin, terutama di Afrika.





Berdasarkan sebuah laporan, Bank Dunia memperkirakan bahwa penduduk kota akan menghasilkan tumpukan sampah sebanyak 2,2 miliar ton per tahun pada 2025 — naik 70 persen dari jumlah saat ini yang sebesar 1,3 miliar ton.

Sementara itu, biaya pengelolaan sampah padat diperkirakan akan melonjak menjadi $ 375 miliar (sekitar Rp 3,54 kuadriliun) per tahunnya dari sebelumnya yang mencapai $ 205 miliar (sekitar Rp 1,93 kuadriliun). 

Dalam laporan berjudul “What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management,” yang merupakan penelitian komprehensif pertama di dunia tentang sampah, Bank Dunia mengingatkan bahwa data tersebut menunjukkan krisis yang mungkin akan terjadi, mengingat terus bertambahnya standar hidup dan populasi masyarakat kota.

“Tantangan untuk sampah padat perkotaan akan menjadi sangat besar, dalam skala, yang tidak lebih besar daripada tantangan yang saat ini kita sedang hadapi terkait perubahan iklim,” ujar Dan Hoornweg, seorang spesialis senior perkotaan yang turut menulis dalam laporan tersebut.

“Laporan tersebut seharusnya menjadi sebuah peringatan besar untuk para pembuat kebijakan di mana pun,” ujarnya.

Cina, yang sudah melampaui Amerika Serikat sebagai penghasil sampah terbesar di dunia pada 2004, menghasilkan 70 persen sampah di kawasan Asia Pasifik Timur. 

Ciina, sebagian negara Asia Timur, dan sebagian negara Eropa Timur dan Timur Tengah memiliki pertumbuhan produksi sampah padat perkotaan yang paling cepat.

Ekonom Bank Dunia menghimbau agar pengelolaan sampah dan daur ulang dilakukan dengan lebih baik agar dapat memerangi emisi gas rumah kaca, seraya mengatakan bahwa konsep lama “pembuangan sampah” sudah tidak berhasil.

“Ketika ‘membuang sampah’, kerumitan sistem dan polusi dari materi tersebut dengan cepat akan timbul.”

Penulis laporan tersebut merekomendasikan sebuah rencana manajemen sampah yang membutuhkan masukan dari semua pemangku kepentingan di suatu kota, termasuk kelompok masyarakat, kaum miskin dan orang berkebutuhan khusus.

Laporan tersebut juga mengacu pada daur ulang dan langkah lain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang timbul dari praktik manajemen sampah padat yang tidak efisien.

“Memperbaiki manajemen sampah padat, terutama pada kota dengan pertumbuhan pesat di negara dengan pendapatan rendah, menjadi isu yang semakin penting,” ujar Rachel Kyte, wakil presiden Sustainable Development di Bank Dunia.

“Temuan dalam laporan ini sangat serius,” ujarnya.

“Namun laporan tersebut juga menawarkan harapan ketika titik masalah ini sudah ditemukan, para pemimpin lokal dan nasional, begitu pula dengan masyarakat dunia, akan bergerak untuk memberlakukan program untuk mengurangi, memakai kembali, dan mendaur ulang sebanyak mungkin sampah sebelum mereka membakarnya.”

0 komentar — Skip ke Kotak Komentar

Posting Komentar — or Kembali ke Postingan

silahkan di coment ^_^ , jangan spam & flood di coment ane, berkatalah sopan OK ?

Blogger news

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified